Top Banner Advertisement

Cara Menanam Kelapa Sawit yang Benar

Top Banner Advertisement
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya tanaman karena menentukan masa perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Perawatan tidak hanya ditunjukan pada tanamannya, tetapi juga pada media tanah pada lahan pertanaman tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan. 

1. Penyulaman
Penyulaman (menyisip) adalah bagian dari pemeliharaan tanaman dengan mengganti tanaman yang mati, rusak, atau pertumbuhan tanaman tidak baik dengan bibit yang baru. Kerusakan tanaman yang harus diganti tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain cara penanaman yang kurang teliti, keadaan iklim (terendam air atau kekeringan), terserang hama (babi, gajah) atau penyakit, pertumbuhan tanaman (kualitas, bibit), dan lain sebagainya. 

Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, tapi paling utama harus dilakukan secepatnya. Bibit yang digunakan untuk penyulaman ini adalah bibit yang berumur 12-14 bulan. Penyulaman bisa juga dilakukan hingga tanaman sudah berumur 1-2 tahun dengan konsekuensi menyebabkan pertumbuhan tanaman sulaman terhambat. 

2. Pembuatan Piringan
Piringan atau bokoran adalah lingkaran dengan radius 1,0 – 1,5 meter yang mengelilingi pohon tanaman. Piringan dibuat dan dipelihara agar selalu dalam keadaan bersih dari gulma untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan perawatan tanaman kelapa sawit. 

Radius piringan atau bokoran yang semula hanya sekitar 60cm secara berangsur-angsur diperbesar sampai 1,5 meter sesuai dengan umur tanaman. Pembuatan piringan ini yang paling utama adalah membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar pohon tanaman kelapa sawit. Pemeliharaan piringan dapat dilakukan dengan dikored, dibabat, atau disemprot dengan kebutuhan, seperti sebelum pemupukan. 

3. Penanaman Tanaman Sela 
Penanaman tanaman sela atau tanaman penutup tanah lahan pertanaman kelapa sawit harus benar-benar diperhatikan agar jangan sampai mengganggu atau merugikan pokoknya, yaitu tanaman kelapa sawitnya. 

Tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman sela ini adalah tanaman dari jenis kacang-kacangan. Untuk menentukan jenis kacangan yang akan digunakan sebagai tanaman sela harus memperhatikan faktor-faktor topografinya, keadaan lahan, pertanaman, kesuburan tanah, tenaga, dan lain-lain. 

Dua hal yang penting dalam menanam tanaman sela ini adalah teknik dan waktu penanaman untuk memperoleh manfaat yang baik untuk perkembangan dan produksi awal yang lebih baik. Hal peting lainnya meliputi tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah, persiapan benih, dan penaburan benih. Sebaiknya tanaman sela sudah menutupi permukaan tanah pada waktu penanaman bibit kelapa sawit di lahan pertanaman. 

Syarat-syarat yang baik untuk tanaman sela atau tanaman penutup tanah. 
Mempunyai pertumbuhan yang cepat, agar dapat menutup permukaan lahan pertanaman dengan cepat. 
Tanaman yang bukan merupakan saingan tanaman kelapa sawit terhadap unsure hara, air, tanah, cahaya, dan udara. 
Tidak merusak fisik tanah, penting diperhatikan bila yang digunakan tanaman penutup tanah alami. 
Dapat memfiksasi nitrogen bebas dari atmosfer, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. 
Tanaman yang bukan inang hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa sawit. 

Manfaat penanaman tanaman sela atau tanaman penutup tanah adalah sebagai berikut : 
Melindungi permukaan tanah dan erosi. 
Menambah bahan organic tanah. 
Mengurangi pencucian unsure hara. 
Menambah kesuburan tanah dengan adanya fiksasi unsure N bebas. 
Mempercepat proses pelapukan. 

4. Pengendalian Gulma 
Gulma (tumbuhan pengganggu) adalah tumbuhan yang termasuk bangsa rurumputan yang merupakan pengganggu bagi kehidupan tanaman utama. Gulma harus secepatnya dikendalikan, karena gulma sangat mengganggu tanaman dalam mengambil makanan, sehingga mengakibatkan turunnya hasil budidaya. Selain itu juga merugikan manusia, karena gulma ada yang mengandung racun. 

Jenis-jenis gulma yang tumbuh pada lahan pertanaman kelapa sawit banyak macamnya. Secara garis besar, jenis-jenis gulma tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu golongan gulma berbahaya dan golongan gulma lunak. 

Gulma berbahaya
Merupakan gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman pokok, misalnya lalang, lempuyang, beberapa tumbuhan berkayu, dan lain sebagainya. 

Gulma lunak
Merupakan gulma yang keberadaannya dalam pertanaman kelapa sawit dapat ditoleransi, sebab jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah, tetapi pertumbuhannya tetap harus dikendalikan 

Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara terpadu untuk menghindari segi-segi negative yang mungkin timbul bila hanya mengandalkan satu cara atau metode pengendalian. Biasanya digunakan pengendalian gulma terpadu secara vertical, yakni perpaduan dua atau lebih cara dari berbagai cara yang sudah dikenal, seperti cara fisik, kimia, hayati, dan lain sebagainya. 

Pengendalian gulma terpadu secara horizontal berorientasi pada beberapa disiplin ilmu. Dengan kata lain, memadukan pengendalian gulma dengan salah satu cara atau lebih kegiatan pemeliharaan tanaman lainnya seperti pengendalian hama, penyakit, atau pemupukan. Cara horizontal ini masih belum banyak digunakan atau masih memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk mengetahui dampaknya bagi tanaman pokok. 

Pengendalian gulma yang biasa diterapkan selama ini ada tiga cara, yaitu pengendalian secara manual, pengendalian secara kimia, dan pengendalian secara kultur teknis. 
a. Pengendalian gulma secara manual 
Pengendalian gulma yang dilakukan dengan menggunakan peralatan atau dengan daya upaya pengendalian secara konvensional, misalnya dengan merambat, membongkar, menggarpu, dan lain sebagainya. Pemberantasan gulma dengan cara ini dapat dilakukan 5-6 kali pada tahun pertama atau bergantung keadaan perkebunan. 

b. Pengendalian gulma secara kimia
Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik. Keuntungan cara ini adalah penggunaan tenaga kerja yang relative sedikit. Namun cara ini dapat mengganggu organism lain dalam kelestariaan alam. 

c. Pengendalian gulma secara kultur teknis 
Pengendalian gulma dengan menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan. Cara ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh buruk dari gulma. 

Untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif, pengendalian gulma tanaman kelap sawit ini dapat dilakukan dengan kombinasi ketiga cara yang telah dijelaskan diatas. 

5. Pemangkasan Daun 
Pemangkasan daun atau disebut juga dengan istilah penunasan yang sebenarnya tidak tepat, karena perlakuan adalah terhadap daun. Pemangkasan daun dimaksudkan untuk membuang daun-daun yang sudah tua. Pemangkasan daun pada tanaman kelapa sawit harus dilakukan, karena tidak mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering, terkadang baru rontok setelah beberapa tahun kemudian. 

Pemangkasan dilakukan sejak tanaman belum menghasilkan dan diteruskan hingga tanaman sudah menghasilkan. Pemangkasan dilakukan secara teratur sesuai dengan perkembangan atau umur tanaman. 

Berikut ini adalah beberapa manfaat pemangkasan daun bagi tanaman kelapa sawit : 
Memudahkan pemanenan tandan buah yang berada pada ketiak daun. 
Memudahkan pemeliharaan. 
Memperbaiki peredaran udara. 
Memperlancar penyerbukan secara alami. 
Memudahkan pengendalian penyakit. 

Ada tiga macam pemangkasan yang dilakukan mulai dari tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan sampai tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan. 
a. Pangkas prapanen : pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur antara 10 – 30 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang masih berukuran kecil atau buah yang busuk. 

b. Pangkas produksi : pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang sudah berproduksi dengan rotasi tertentu untuk memberikan bentuk yang baik perkembangan tanaman, menjaga kebersihan lingkungan, serta memudahkan pelaksanaan panen. 

c. Pangkas pemeliharaan : pemangkasan yang dimulai saat tanaman berumur 36 bulan atau tinggi batangnya sudah mencapai sekitar 60 cm. pangkas pemeliharaan pada tanaman yang karena bisa mendorong laju pertumbuhan tanaman yang telah berumur empat tahun ke atas, pemangkasan dilakukan satu kali daloam satu tahun. Alat yang digunakan untuk pemangkasan ini adalah egrek, yaitu sejenis sabit bertangkai panjang. 


Sumber: http://bp4kkabsukabumi.net/index.php?option=com_content&task=view&id=388&Itemid=76


Top Banner Advertisement
Previous
Next Post »
Thanks for your comment