Top Banner Advertisement

Bercak Daun Pada Kelapa Sawit Serangan Hama Jamur Patogen

Top Banner Advertisement
Kekuragan Kalium Penyebab Bercak Pada Daun Sawit | Sumber Foto : Info Kelapa Sawit
Kelapa sawit memang akan sedikit rentan terhadap beberapa penyakit yang menyerangnya, apalagi kategori tanaman ini terletak didaerah pedalaman kadanga juga daerah rawa-rawa yang masih jauh dari jamahan kebanyakan orang. Tentu hal ini menuntut para pekerja yang ada di perkebunan sawit untuk ekstra waspada mengenai hama dan penyakit yang kapan saja bisa menyerang, salah satunya adalah hama dari jamur patogen yang membuat bercak pada daun sawit.

Penyakit-penyakit yang termasuk ke dalam kelompok bercak daun ini kebanyak para ahli menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh jamur-jamur patogenik dari genera Curvularia, Cochiobolus, Drechslera dan Pestalotiopsis (Turner, 1981). Bercak daun yang disebabkan oleh Curvularia lebih dikenal sebagai hawar daun curvularia. Penyakit ini terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia, tetapi tingkat serangannya beragam tergantung pada kondisi lingkungan setempat dan tindakan agronomik yang dijalankan (Purba, 1996 ; 1997 dan 2001).

Gejala Daun Bercak Sawit

Pada pohon kepala sawit biasanya gejala yang ditemukan pada umumnya dijumpai pada saat PU tetapi gejala awal bisa jadi telah dimulai sejak di PA.

  • Serangan dapat terjadi selama periode kering dan basah. 
  • Gejala awal tampak berupa bintik kuning pada daun tombak atau yang telah membuka, bercak membesar dan menjadi agak lonjong dengan panjang 7-8 mm berwarna coklat terang dengan tepi kuning atau tidak, bagian tengah bercak kadang kala tampak berminyak. 
  • Pada gejala lanjut bercak menjadi nekrosis, beberapa bercak menyatu membentuk bercak besar tak beraturan. 
  • Pada beberapa kasus bagian tengah bercak mengering, rapuh, berwarna kelabu atau coklat muda .

Penyebab Daun Bercak Pada Sawit

Penyakit bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur, antara lain Curvularia eragrostidis, Curvularia spp., Drechslera halodes, Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp. Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai bercak (Turner, 1971 dan 1981 ; Domsch et al., 1980 ; Ellis, 1976 ; Hanlin, 1990).

Faktor Pendorong

Populasi bibit per satuan luas terlalu tinggi atau terlalu rapat (< 90 cm), atau keadaan pembibitan yang terlalu lembab. Kelebihan air siraman dan cara penyiraman yang tidak tepat. Kebersihan areal pembibitan yang kurang terpelihara. Banyak gulma yang merupakan inang alternatif bagi patogen, terutama dari keluarga Gramineae di dalam atau di sekitar areal pembibitan. Aktivitas pekerja di pembibitan.

Pengendalian Daun Bercak Sawit

Menjarangkan letak bibit menjadi ³ 90 cm. Mengurangi volume air siraman sementara waktu. Penyiraman secara manual menggunakan gembor lebih dianjurkan, dan sebaiknya diarahkan ke permukaan tanah dalam polibek, bukan ke daun. Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dari bibit yang bergejala ringan-sedang, selanjutnya disemprot dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap 10-14 hari, daun pangkalan harus dibakar. Memusnahkan bibit yang terserang berat.

Selain dua penyakit penting di atas masih ada beberapa penyakit lain antara lain: penyakit busuk akar, penyakit busuk pupus, penyakit busuk pangkal atas, penyakit marasmius dan penyakit karat daun. Penyakit-penyakit ini keberadaannya kurang merugikan di perkebunan kelapa sawit.

Top Banner Advertisement
Previous
Next Post »
Thanks for your comment