Ø
Kondisi iklim
·
Temperatur udara: 22 – 330 C (optimum 270 C)
·
Curah hujan: 1.250 – 3.000
mm/thn (opt 1.750 – 2.500 mm/thn)
o
Curah hujan optimum dengan
penyebaran yang merata sepanjang tahun
o
Curah hujan < 1.250
mm/tahun dengan bulan kering > 3 bulan è faktor pembatas berat
o
Defisit air yang tinggi akan
merangsang pembentukan bunga jantan
o
Tanaman kelapa sawit akan lebih toleran
terhadap curah hujan > 3.00 mm/tahun è Masalah teknis: panen, perawatan
jalan, efektivitas pemupukan, seranagan hama dan penyakit.
·
Bulan kering (curah hujan
< 100 mm/bulan) < 3 bulan (optimum 0 – 1 bulan)
·
Kelembaban udara 50 – 90 % (optimum
80 %)
·
Lama penyinaran matahari 5 –
7 jam/hari
·
Ketinggian tempat < 400 m
dpl (optimum < 200 m dpl)
·
Musim kemarau panjang dan
kekeringan berdampak bagi tanaman kelapa
sawit dalam hal: pembibitan dan tanaman belum menghasilkan (TBM) dimana
pertumbuhan menjadi terganggu, tanaman menghasilkan (TM) dimana perkembangan
bunga dan buah terganggu dan produktivitas tanaman menurun.
Pengaruh defisit air terhadap produktivitas kelapa sawit
Defisit
air (mm/tahun)
|
Jumlah
daun
Tombak
|
Jumlah
pelepah
tua patah
|
Penurunan
produksi (%)
|
0
200 – 300
300 – 400
400 – 500
>500
|
0
3 – 4
4 – 5
4 – 5
4 – 5
|
0
1 – 8
8 – 12
12 – 16
12 – 16
|
0
9,1
18,6
28,6
38,6
|
Ø
Bentuk Wilayah
·
Datar – berombak kemiringan
0 – 8 % è sesuai
·
Bergelombang – berbukit
kemiringan 8 – 30 % è perlu teras untuk cegah erosi, tempat penaburan pupuk dan
pengutipan tandan buah.
·
Berbukit kemiringan > 30
% è tidak disarankan solum tanah dangkal, erosi tinggi, pemupukan tidak
efektif, kerusakan dalam panen pengangkutan tandan buah produktifitas rendah.
Ø
Kondisi Tanah
·
Kelapa sawit tumbuh baik pada tanah Podsolik (Ultisol), Latosol (Oxisol), Resosol
(Entisol), Aluvial dan Hidromorfik (Inceptisol), Andosol (Andisol), dan Gambut
(Histosol)
·
Kondisi tanah yang baik
mengurangi pengaruh buruk curah hujan yang kurang sesuai
·
Sifat fisik yang relatif
sukar diubah lebih penting untuk penilaian kesesuaian lahan untuk kelapa sawit
·
Sifat kimia akan lebih
berguna untuk pemupukan untuk menghasilkan produktivitas kelapa sawit yang tinggi
Ø
Drainase
·
Drainase yang baik
dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan produktifitas kelapa sawit yang tinggi.
·
Drainase yang buruk ditandai
dengan kondisi yang tergenang dan lambatnya air masuk ke lapisan tanah, akan
menghambat respirasi dan penyerapan hara oleh penakaran kelapa sawit.
·
Drainase yang terlalu cepat
sebagai akibat kandungan fraksi pasir tinggi, akan mengurangi kemampuan tanah
menahan air.
Ø
Tekstur Tanah
·
Tekstur tanah menggambarkan
kandungan fraksi pasir, debu dan liat di dalam tanah
·
Tekstur tanah yang ideal
adalah lempung liat berpasir yang mengandung fraksi pasir ± 45% dan fraksi liat
20 – 35 %
·
Kandungan fraksi pasir yang
relatif cukup tinggi berguna untuk respirasi penakaran tanaman kelapa sawit.
·
Kandungan liat yang relatif
cukup tinggi berguna untuk memegang air dan hara (Kapasitas Tukar Kation/KTK
tanah)
Ø
Kemasaman Tanah
·
Kemasaman atau pH tanah
digunakan untuk mewakili sifat kimia atau kesuburan tanah.
·
Menggambarkan kandungan
hara, ketersediaan air dalam tanah, kelarutan unsur yang bersifat racun seperti
Alumunium (Al)
·
Kondisi pH tanah yang
optimum untuk tanaman kelapa sawit
berkisar 5.0 – 6.0.
·
Kondisi pH < 5.0
mencerminkan kandungan kation K. Ca dan Mg dapat ditukar dan kejenuhan basa
yang rendah, kelarutan Al yang tinngi dan fiksasi hara P yang tinggi.
·
Kondisi pH tanah > 7.0
dikhawatirkan akan mencermirkan ketersediaan hara mikro yang rendah dan fiksasi
hara P yang tinggi.
·
Kondisi pH tanah gambut
sekitar 3.5 – 4.0. Kondisi pH tanah gambut sekitar 4.5 – 5.0 sudah tergolong
baik.
Ø
Penilaian Evaluasi Lahan : Definisi : Penilaian lahan ditunjukan terhadap setiap satuan peta tanah
(SPT) yang ditemukan pada suatu areal. Untuk keperluan evaluasi lahan maka
sifat fisik lingkungan suatu wilayah dirinci ke dalam suatu kualitas lahan
(land qualities) dan setiap kualitas lahan biasanya terdiri dari satu atau
lebih karakteristik lahan (land caracteristic). Kriteria kesesuaian lahan
bersifat semi kuantitatif dengan menggunakan nilai batas terhadap sifat fisik
tanah/lahan. Penilaian terhadap sifat fisik tanah lebih ditekankan dibandingkan
sifat fisik kimianya, karena sifat kimia tanah lebih memungkinkan untuk
diperbaiki. Beberapa hal yang perlu diketahui untuk evaluasi lahan, sebagai
berikut:
·
Tanah (soil): suatu sifat
tiga dimensi yang mencakup bagian paling atas dari permukaan bumi. Mempunyai
sifat berbeda dari batuan induk di bawahnya sebagai interaksi antara iklim,
organisme hidup, bahan induk dan topografi.
·
Lahan (land): bagian dari
bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian tanah dan lingkungan fisik
termasuk iklim, topografi, hidrologi dan vegitasi alami yang secara potensial
akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
·
Sifat – sifat fisik lahan
lingkungan suatu wilayah dirinci dalam kualitas lahan (land qualities) seperti
ketersediaan air, ketersediaan hara, ketersediaan oksigen, keracunan.
·
Setiap kualitas lahan
biasanya terdiri dari satu atau lebih karakteristik lahan (land characteristic)
seperti lereng, curah hujan, tekstur tanah, kedalam efektif, pH tanah.
·
Karakteristik lahan ini yang
digunakan dalam penilaian kesesuaian untuk tanaman kelapa sawit.
Ø
Kelas Kesesuaian Lahan
·
Kelas kesesuaian lahan
ditetapkan berdasarkan jumlah dan intensitas faktor pembatas dari karakteristik
lahan.
·
Kelas lahan dibagi menjadi
Sesuai/Suitable (S) dan Tidak sesuai/Not Suitable (N).
·
Kelas sesuai dibagi menjadi
3 sub-kelas: S1: Sangat sesuai (highly suitable); S2: Sesuai (Suitable); S3:
Agak sesuai (marginal suitable)
·
Kelas tidak sesuai dibagi
menjadi 2 sub-kelas: N1: Tidak sesuai bersyarat (temporary not suitable); N2 :
Tidak sesuai permanen (permanently not suitable)
·
Setiap sub kelas terdiri
dari satu atau lebih unit karakteristik lahan yang menjelaskan jumlah dan
intensitas faktor pembatas.
·
Kelas kesesuaian lahan
aktual dinilai dari karakteristik lahan yang ada di lapangan dan kelas
kesesuaian lahan potensial dari keemungkinan perbaikan dari faktor pembatas
yang ditemui.
·
Setiap tindakan pengelolaan
tanah dilakukan untuk mengurangi pengaruh negatif dari faktor pembatas yang ada
bagi pertumbuhan dan produksi kelapa
sawit.
Klasifikasi kesesuaian lahan dan kriterianya sebagai berikut:
KELAS KESESUAIAN LAHAN
|
KRITERIA
|
Kelas S1
(Sangat
Sesuai)
|
Unit lahan
yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas ringan.
|
Kelas S2
(Sesuai)
|
Unit lahan
yang memiliki lebih dari satu pembatas ringan dan/atau tidak memiliki lebih
dari satu pembatas sedang.
|
Kelas S3
(Agak
Sesuai)
|
Unit lahan
yang memiliki lebih dari satu pembatas sedang dan atau tidak memiliki lebih
dari satu pembatas berat.
|
Kelas N1
(Tidak
Sesuai Bersyarat)
|
Unit lahan
yang memiliki dua atau lebih pembatas berat yang masih dapat diperbaiki.
|
Kelas N2
(Tidak
Sesuai Permanen)
|
Unit lahan
yang memiliki pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki
|
(Referensi by http://www.pustakadunia.com)
ConversionConversion EmoticonEmoticon